Subscribe

RSS Feed (xml)



Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Pastor Message

Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

7 Orang yang Mengaku Pernah Dibawa Ke Neraka

1. Pdt. Philip Mantofa

Dibawa ke neraka oleh Tuhan tanggal 1 Januari 2000. Di sana beliau melihat bagaimana orang-orang yang tidak mengenal Tuhan disiksa oleh iblis terus menerus tanpa berhenti. Dia melihat jurang api tanpa dasar dan melihat wanita yang suka berselingkuh serta pria yang suka masturbasi sedang disiksa.

2. Jennifer Perez

Dibawa Tuhan ke neraka pada tanggal 2 Mei 1997. Waktu itu umurnya baru 15 tahun. Di neraka dia melihat setan-setan menyiksa jiwa-jiwa yang belum diselamatkan. Ada yang dipancung, ada yang ditusuk-tusuk badannya. Pulang dari neraka dia langsung bertobat.

3. Bill Wiese

Beliau pernah ada di neraka selama 23 menit. Di sana dia merasa sendirian, ketakutan melihat setan sedang menyiksa orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan, melihat daging terbakar dan bagaimana baunya yang membuat mual. Pengalamannya di neraka ditulis dalam buku “23 Minutes in Hell.”

4. Elizabeth

September 2001 pada saat sedang doa syafat di gerejanya, Elizabeth dibawa Tuhan ke neraka. Di sana dia melihat bagaimana orang-orang minta tolong supaya dilepaskan dari penderitaan abadi (penderitaan selama-lamanya) di neraka, tapi sudah terlambat. Kebanyakan dari mereka digerogoti ulat yang makan daging mereka dan ada pula yang dibakar oleh api (baca ALKITAB, MARKUS 9:43-48).

5. Mary Katherine Bexter

Seorang hamba Tuhan yang sering dikunjungi Tuhan ini dibawa ke neraka tahun 1976. Di sana di melihat ada lembah berbentuk mangkuk yang berisi api yang tidak pernah padam (sesuai dengan ALKITAB, MARKUS 9:43-48). Di dalam api itu ada orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan. Mereka dihukum disana selamanya. Kesaksian itu dibuat buku yang diberi judul "A Divine Revelation Of Hell.”

6. Ian McCormack

Ian McCormack memang suka berenang. Suatu hari bulan Mei 1982, waktu sedang berenang di pantai dia disengat ubur-ubur. Dia langsung dibawa ke rumah sakit. Waktu dalam perjalanan ke rumah sakit itu, rohnya dibawa ke neraka. Neraka itu benar-benar gelap, tidak ada cahaya sedikitpun dan tidak bisa melihat apa-apa di sana. Tapi dia tahu, dari suara-suara yang ada di sekitarnya kalo dia sedang berada di neraka. Puji Tuhan, Tuhan mengeluarkan dia dari kegelapan dan membangkitkannya kembali.

7. (Alm) Pdt. Kenneth Hagin

Salah seorang hamba Tuhan yang pernah meninggal dan dibawa Tuhan ke neraka sampe 3 kali. Di neraka dia sempat mau dibawa masuk ke bagian terdalam oleh satu roh jahat, untungnya ada Tuhan (atau malaikat-Nya) yang mencegah Pdt. Hagin masuk. Kesaksiannya bisa dibaca di bukunya “Aku Pernah ke Neraka.”

SUMBER: http://www.smartnewz.info/2011/09/7-...dibawa-ke.html







BACA SELENGKAPNYA...

Teladan seorang ayah

Yang ayah wariskan kepada anak-anaknya bukan kata-kata atau kekayaan, tetapi sesuatu yang tak terucapkan yaitu teladan sebagai seorang pria dan seorang ayah - Will Rogers

Setahuku, botol acar besar itu selalu ada di lantai di samping lemari di kamar orangtuaku. Sebelum tidur, Ayah selalu mengosongkan kantong celananya lalu memasukkan semua uang recehnya ke dalam botol itu. Sebagai anak kecil, aku senang mendengar gemerincing koin yang dijatuhkan ke dalam botol itu. Bunyi gemericingnya nyaring jika botol itu baru terisi sedikit. Nada gemerincingnya menjadi rendah ketika isinya semakin penuh. Aku suka jongkok di lantai di depan botol itu, mengagumi keping-keping perak dan tembaga yang berkilauan seperti harta karun bajak laut ketika sinar matahari menembus jendela kamar tidur.

Jika isinya sudah penuh, Ayah menuangkan koin-koin itu ke meja dapur, menghitung jumlahnya sebelumnya membawanya ke bank. Membawa keping-keping koin itu ke bank selalu merupakan peristiwa besar. Koin-koin itu ditata rapi di dalam kotak kardus dan diletakkan di antara aku dan Ayah di truk tuanya. Setiap kali kami pergi ke bank, Ayah memandangku dengan penuh harap. "Karena koin-koin ini kau tidak perlu kerja di pabrik tekstil. Nasibmu akan lebih baik daripada nasibku. Kota tua dan pabrik tekstil disini takkan bisa menahanmu." Setiap kali menyorongkan kotak kardus berisi koin itu ke kasir bank, Ayah selalu tersenyum bangga. "Ini uang kuliah putraku. Dia takkan bekerja di pabrik tekstil seumur hidup seperti aku.".

Pulang dari bank, kami selalu merayakan peristiwa itu dengan membeli es krim. Aku selalu memilih es krim cokelat. Ayah selalu memilih yang vanila. Setelah menerima kembalian dari penjual es krim, Ayah selalu menunjukkan beberapa keping koin kembalian itu kepadaku. "Sampai di rumah, kita isi botol itu lagi."Ayah selalu menyuruhku memasukkan koin-koin pertama ke dalam botol yang masih kosong. Ketika koin-koin itu jatuh bergemerincing nyaring, kami saling berpandangan sambil tersenyum. "Kau akan bisa kuliah berkat koin satu penny, nickle, dime, dan quarter," katanya. "Kau pasti bisa kuliah. ayah jamin."Tahun demi tahun berlalu. Aku akhirnya memang berhasil kuliah dan lulus dari universitas dan mendapat pekerjaan di kota lain. Pernah, waktu mengunjungi orangtuaku, aku menelepon dari telepon di kamar tidur mereka. Kulihat botol acar itu tak ada lagi. Botol acar itu sudah menyelesaikan tugasnya dan sudah di pindahkan entah ke mana. Leherku serasa tercekat ketika mataku memandang lantai di samping lemari tempat botol acar itu biasa di letakkan.

Ayahku bukan orang yang banyak bicara, dia tidak pernah menceramahi aku tentang pentingnya tekad yang kuat, ketekunan, dan keyakinan. Bagiku, botol acar itu telah mengajarkan nilai-nilai itu dengan lebih nyata daripada kata-kata indah.

Setelah menikah, kuceritakan kepada Susan, istriku, betapa pentingnya peran botol acar yang tampaknya sepele itu dalam hidupku. Bagiku, botol acar itu melambangkan betapa besarnya cinta Ayah padaku. Dalam keadaan keuangan sesulit apa pun, setiap malam Ayah selalu mengisi botol acar itu dengan koin. Bahkan di musim panas ketika ayah diberhentikan dari pabrik tekstil dan Ibu terpaksa hanya menyajikan buncis kalengan selama berminggu-minggu, satu keping pun tak pernah di ambil dari botol acar itu. Sebaliknya, sambil memandangku dari seberang meja dan menyiram buncis itu dengan saus agar ada rasanya sedikit, Ayah semakin meneguhkan tekadnya untuk mencarikan jalan keluar bagiku. "Kalau kau sudah tamat kuliah," katanya dengan mata berkilat-kilat, "kau tak perlu makan buncis kecuali jika kau memang mau."

Liburan Natal pertama setelah lahirnya putri kami Jessica, kami habiskan di rumah orangtuaku. Setelah makan malam, Ayah dan Ibu duduk berdampingan di sofa, bergantian memandangku cucu pertama mereka. Jessica menagis lirih. Kemudian susan mengambilnya dari pelukan Ayah. "Mungkin popoknya basah," kata Susan, lalu dibawanya Jessica ke kamar tidur orangtuaku untuk di ganti popoknya.Susan kembali ke ruang keluarga denga mata berkaca-kaca. Dia meletakkan Jessica ke pangkuan Ayah, lalu menggandeng tanganku dan tanpa berkata apa-apa mengajakku ke kamar.

"Lihat," katanya lembut, matanya memandang lantai di samping lemari. Aku terkejut. Di lantai, seakan tidak pernah di singkirkan, berdiri botol acar yang sudah tua itu. Di dalamnya ada beberapa keping koin. Aku mendekati botol itu, merogoh saku celanaku, dan mengeluarkan segenggam koin. Dengan perasaan haru, kumasukkan koin-koin itu kedalam botol. Aku mengangkat kepala dan melihat Ayah. Dia menggendong Jessica dan tanpa suara telah masuk ke kamar. Kami berpandangan. Aku tahu, Ayah juga merasakan keharuan yang sama. Kami tak kuasa berkata-kata.

-----> : Sebuah cerita yang luar biasa bukan ? Inilah sebuah cerita yang menunjukkan besarnya cinta seorang ayah ke anaknya agar anaknya memperoleh nasib yang jauh lebih baik dari dirinya. Tetapi dalam prosesnya, Ayah ini tidak saja menunjukkan cintanya pada anaknya tetapi juga menunjukkan sesuatu yang sangat berharga yaitu pelajaran tentang impian, tekad, teladan seorang ayah, disiplin dan pantang menyerah. Saya percaya anaknya belajar semua itu walaupun ayahnya mungkin tidak pernah menjelaskan semua itu karena anak belajar jauh lebih banyak dari melihat tingkah laku orangtuanya dibanding apa yang dikatakan orangtuanya. Semoga cerita ini menginspirasi kita semua.
BACA SELENGKAPNYA...

Betapa LUCU....Tapi KENYATAAN....

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke gereja untuk persembahan ; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat film .

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa(spontan) ;
namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan yg kita sukai di TV diperpanjang waktunya ekstra, namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja lebih lama sedikit dari pada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu fatsal dari Kitab Suci; namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun
lebih senang duduk di bangku paling belakang di gereja.

Betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita, 2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari Injil untuk di sharingkan dengan orang lain; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir,atau mengatakan apa-apa, atau berbuat apa-apa.....

Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Kerajaan Allah; betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon DELETE.

Ingin TERTAWA ...? Atau BERPIKIR-PIKIR? bersyukurlah kepada ALLAH, s'bab DIA BAIK, PENGASIH DAN PENYAYANG
& Sebar luaskanlah Sabda-Nya
BACA SELENGKAPNYA...

Silahkan Isi Buku Tamu ini...

Acara apakah yang paling kamu sering ikuti di gereja?

Promo Keren dan Diskon Gede Setiap Hari di Living Social....!!!

Promo Keren dan Diskon Gede Setiap Hari di Living Social....!!!
Dapatkan Promo terbaik dan Diskon terbesar untuk member Living Social. Nikmati makanan terlezat dan pengalaman tak terlupakan dengan Promo Living Social yang pasti Murah